Fikomers, Festival Dokumenter Budi Luhur yang diadakan rutin oleh Fikom, Universitas Budi Luhur untuk yang ketiga kalinya ini mengangkat tema “Kearifan Lokal”. Dalam festival ini terdapat dua jenis kegiatan yaitu Call For Article dan Call For Documentary. Call For Article diperuntukan bagi para pelaku, penggiat, praktisi, akademisi yang bergerak atau berkecimpung di bidang dokumenter untuk mengirimkan artikelnya dengan tema “Redefining Documentary”, yang outputnya adalah dirangkum dalam sebuah buku bunga rampai tentang dokumenter film dan televisi. Sedangkan Call For Documentary untuk tahun ini di buka tingkat nasional dengan kategori pelajar, mahasiswa dan umum. Lebih dari 122 karya dokumenter baik dari pelajar, mahasiswa dan umum terkumpul di tanggal 2 desember 2016. Selanjutnya masuk dalam proses penjurian untuk memilih finalis dan berikutnya dilaksanakan screening karya para finalis di tanggal 13, 14, dan 15 Desember 2016.
Masih dalam rangkaian acara Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 pada tanggal 22 Desember 2016 mulai pukul 09.00, di auditorium Universitas Budi Luhur diadakan acara Screening dan Diskusi dengan tema “Dokumenter Sebagai Media Komunikasi Budaya” yang menayangkan 3 film dokumenter dari Wacthdoc Documentary dan Eagle Institute, dengan judul “Jakarta Unfair”, “Kembang Deso”, dan “Hikayat Takdir Tatung”. Dalam acara ini juga menghadirkan 3 pembicara yaitu; Dhuha Ramdhani (sutradara Jakarta Unfair), Safriady (Praktisi Dokumenter Investigasi Metro TV), Diki Mega Umbara (Praktisi Broadcasting).
Acara puncak Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 ini adalah Awarding Night di tanggal 22 Desember 2016, yang dihadiri oleh lebih dari 500 penonton dari kalangan pelajar, mahasiswa dan tamu undangan. Selain pengumuman pemenang dan launching buku kumpulan artikel, dalam acara Awarding Night ini juga memperdengarkan komentar dari para dewan juri yang terdiri dari; IGP Wiranegara, M.Sn (praktisi dan akademisi dokumenter), Djarot Suprajitno (Praktisi Broadcasting), R. Priadi Soefjanto (praktisi dan dosen Fotografi), Gerzon R. Ayawaila (dosen dan penulis buku Dokumenter), Dandhy Dwi Laksono (Watchdoc Documentary), dan Naratama Rukhmananda (VOA America) yang secara langsung memberikan komentar melalui jaringan Skype dari Washington, America. Acara Awarding Night dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Budi Luhur, Bapak Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, PhD. dan Deputi Rektor Bidang Akademik Dr. Wendi Usino, M.Sc dan berkesempatan memberikan penghargaan untuk karya-karya terbaik. Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 karya terbaik kategori pelajar adalah; “Museum Bahari” Karya SMK Budi Mulia, Tangerang, “Dolananku Dulu, Kini dan Nanti” karya SMK Krian 2 Mojokerto, dan “Ebeg Banyumasan” karya SMK Letris Indonesia. Untuk karya terbaik kategori mahasiswa adalah; “The Cultur Of Baduy” karya Akhmad Faizal Khusairi, Fikom Universitas Budi Luhur, “Kampung Singkong” karya Brian Yohandi, Fikom Universitas Budi Luhur,, dan “Arsitektur Bangunan Suku Baduy” karya Ilham Tafraydo, Fikom Universitas Budi Luhur,. Sedangkan untuk kategori umum, karya terbaik adalah; “Kehidupan Di Kaki Gunung Kumbang”, karya MMTC Yogyakarta, “Menempa Doa” karya Vokasi Universitas Indonesia, dan “Ebeg Banyumas” karya Institut Bisnis Nusantara.
Karya-karya yang masuk dalam Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 dapat disaksikan melalui channel youtube “Festival Dokumenter Budi Luhur” atau dapat membuka link berikut ini; https://www.youtube.com/watch?v=ssZnDIZw5tI