Jakarta – Festival Dokumenter Budi Luhur (FDBL) tahun ini kembali digelar. Pada 2023 ajang kompetisi ini terdiri dari empat kategori. Di antaranya Kategori 60 Detik, Kategori Dokumenter Pendek Pelajar, Kategori Dokumenter Pendek Mahasiswa, dan Kategori Pendek Umum.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, FDBL 2023 justru mengangkat tema bebas untuk setiap karya. Sehingga para peserta baik dari penggiat dokumenter, pelajar hingga mahasiswa dapat mengeksplorasi cerita – cerita unik yang bisa diangkat di Indonesia. Dimana batas pengumpulan karya pada 18 Desember 2023.
Bintarto Wicaksono selaku Program Director FDBL mengatakan lewat film dokumenter para peserta dapat berkontribusi bagi negara berkaitan audiovisual library Nusantara.
“Dengan mendokumentasikan melalui film dokumenter maka kita juga bisa berpartisipasi dalam audio visual library untuk Indonesia dan bisa menjadi proses belajar bersama” Kata Bintarto Wicaksono di Kineforum Taman Ismail Marzuki, Kamis (12/10/2023).
Sementara itu, Iqbal Naufal selaku Ketua Umum menuturkan bahwa rangkaian acaranya Festival Dokumenter Budi Luhur di mulai dengan screening pemenang. Lalu dilanjutkan dengan Masterclass, Roadshow ke dua kota yaitu Bali dan Makassar, Workshop dan Awarding Night (Malam Penganugerahan).
Selain itu dalam rangka perayaan 1 dekade Festival Dokumenter Budi Luhur 2023 bersama dengan Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif membuka penulisan artikel dengan mengangkat tema
“Di Balik Film Dokumenter: Pembuat dan Pesan” di mana ada beberapa tema yang disajikan di antaranya:
- Kreativitas dalam film dokumenter
- Dokumenter dalam era digital
- Teknologi dalam produksi film dokumenter
- Sumber Daya pembuatan film dokumenter
- Dampak sosial film dokumenter
Penulis buku ini melibatkan sejumlah individu yang memiliki latar belakang dan peran yang beragam dalam dunia dokumenter. Mencakup akademisi, praktisi, pembuat film dokumenter (termasuk produser, sutradara, tim produksi, dan tim impact), penggiat dokumenter, tim festival film, serta pemerhati dokumenter.
Tentunya, dengan keterlibatan kelompok beragam ini jelas akan memperkaya konten buku. Serta memberikan perspektif yang komprehensif, dalam memahami dan menganalisis aspek-aspek beragam yang terkait dengan dokumenter.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif Rocky Prasetyo Jati, mengatakan bahwa harapannya Festival Dokumenter Budi Luhur dapat menjadi kancah internasional dan berani melahirkan sesuatu inovasi terbaru dan anti mainstream.
“Semoga bisa menjadi festival yang internasional mulai dari rangkaian acaranya mulai dari screening dan penghargaannya. Selain itu mengharapkan semangat kepada panitia untuk tetap on fire, dan terus memberikan inovasi. Melihat ketiga film screening hari ini memberi inspirasi berani. Berani membuktikan diri, berani keluar dari sesuatu yang sudah berjalan dan mainstream termasuk para pencinta karya” ujar Rocky Prasetyo Jati.
Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari SMKN 19 Jakarta dan SMA Budi Luhur, serta komunitas film. Tidak hanya Screening karya pemenang FDBL 2023. Acara ini juga menyelenggarakan diskusi tentang perkembangan film dokumenter ke depan dengan menghadirkan Daniel Rudi Haryanto (director, program dan content development eagle institute Indonesia) sebagai pembicara dan Raka Mahandhika sebagai moderator.